Baca Ini, Doa Ketika Dirundung Duka

Doa Ketika Dirundung Duka | Dirundung duka adalah pengalaman yang sulit, dan dalam momen-momen tersebut, doa dapat menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan. Salah satu doa

semesta

Doa Ketika Dirundung Duka
Doa Ketika Dirundung Duka

Doa Ketika Dirundung Duka | Dirundung duka adalah pengalaman yang sulit, dan dalam momen-momen tersebut, doa dapat menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan. Salah satu doa yang sangat bermanfaat dan dianjurkan untuk diamalkan ketika kita merasakan duka mendalam adalah doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putrinya, Fatimah.

Doa Ketika Dirundung Duka

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Fatimah, “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

“Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan” (artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).”

Doa ini memiliki makna mendalam yang mencakup aspek keseharian dan spiritual. Mari kita telusuri beberapa elemen penting dari doa ini:

  1. Tawassul pada Allah: Doa ini dimulai dengan menyebutkan dua nama dari Asmaul Husna (sifat-sifat Allah) yang sangat kuat: “Ya Hayyu” (Wahai Yang Hidup) dan “Ya Qoyyum” (Wahai Yang Berdiri Sendiri). Dengan menyebutkan sifat-sifat ini, kita mengakui kehidupan Allah yang abadi dan keberadaan-Nya yang mandiri. Ini adalah bentuk tawassul, yaitu berpegang pada nama-nama dan sifat-sifat Allah yang mencerminkan kekuasaan dan kehidupan-Nya yang tak terhingga.
  2. Permintaan Pertolongan: Selanjutnya, doa ini mengandung permohonan pertolongan kepada Allah. Dalam keadaan duka dan kesulitan, kita diingatkan untuk meminta pertolongan kepada Rabb Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri. Hal ini menunjukkan ketergantungan mutlak kita pada Allah, sebagai satu-satunya sumber pertolongan sejati.
  3. Permintaan Perbaikan Urusan: Doa ini tidak hanya mencakup kebutuhan spiritual, tetapi juga mencakup kehidupan sehari-hari. Dengan memohon kepada Allah untuk memperbaiki segala urusan, kita mengakui bahwa hanya Allah yang mampu memperbaiki segala hal dalam hidup kita. Termasuk di dalamnya adalah permohonan untuk diberi kebahagiaan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan.
  4. Pasrah dan Butuh pada Allah: Doa ini diakhiri dengan ungkapan pasrah dan butuh total kepada Allah. Permohonan agar segala urusan tidak disandarkan pada diri sendiri, bahkan sekejap mata pun tidak. Ini adalah bentuk tawakal dan kesadaran bahwa kita selalu membutuhkan pertolongan Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Baca Juga: Keutamaan Shalat Dhuha, Tata Cara, dan Doanya

Doa Alternatif dari Hadits Abu Bakroh:

Selain doa yang diajarkan kepada Fatimah, ada juga doa yang lafazhnya hampir mirip dari hadits Abu Bakroh radhiyallahu ‘anhu:

دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Doa orang yang dirundung duka: Allahumma rahmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin wa ash-lihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa anta” (artinya: Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau).

Doa ini mengandung elemen yang serupa dengan doa kepada Fatimah, dengan penekanan khusus pada harapan akan rahmat Allah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya.

Kesimpulan

Doa ketika dirundung duka menjadi suatu bentuk penghiburan dan harapan dalam kegelapan. Melalui doa ini, kita merenungkan tawassul pada Allah, meminta pertolongan-Nya, memohon perbaikan dalam segala urusan, dan akhirnya, menyadari bahwa kita selalu butuh pada-Nya. Dalam kedukaan, doa menjadi jembatan untuk meraih ketenangan dan kekuatan dari Sang Pencipta.

Diharapkan bahwa dengan melibatkan doa-doa ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan kekuatan dalam ketidakpastian dan kenyamanan dalam kesedihan. Semoga doa-doa ini membantu kita mengatasi duka, menjaga hati yang tawakal, dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer